Ads

Rumah Dijual di Yogyakarta NEWS : HARGA TANAH YOGYAKARTA TERMAHAL KE-DUA DI INDONESIA

Diposting oleh Rumah Dijual di Yogyakarta


Rumah dijual di Yogyakarta | Rumah Jogja TERBARU 2012
Bisnis properti di Yogyakarta sudah bukan lagi harus mengandalkan pasar dan pelaku lokal. Berdatanganya developer kelas kakap yang membenderol properti selangit, menunjukkan Kota Gudeg sudah menjadi pasar stragetis nasional.

Ketua Real Estat Indonesia (REI) DIY, Remingius Edi Waluyo mengatakan properti Yogyakarta diminati pasar luar daerah karena berbagai alasan, satu di antaranya anggapan sebagai wilayah yang aman, dan konsisi ekonomi serta politik yang stabil.

"Yogya mempunyai reputasi sebagai kota yang paling nyaman ditinggali, biaya hidup relatif rendah, sehingga banyak orang yang ingin menghabiskan masa tuanya di Yogyakarta," kata Remi beberapa waktu lalu.

Karena alasan itu, banyak orang yang ingin memiliki rumah di Yogyakarta, yang kemudian berkorelasi dengan peningkatan harga tanah. Bahkan, kini harga tanah di wilayah ini sudah menjadi yang termahal kedua di Indonesia, setelah Bali.

"Ini menjadikan harga tanah di Yogya semakin tidak realistis jika dibandingkan daerah lain, seperti Semarang dan Solo. Dua wilayah yang peningkatan harga tanahnya sangat pesat adalah kota Yogya dan Sleman. Pergantian harga tanah di wilayah itu hanya dalam hitungan bulan," ujarnya.

Kondisi seperti ini, satu sisi bisa menggairahkan bisnis properti di Yogyakarta. Namun, di sisi lain, memberatkan pengemban lokal, karena harga rumah menjadi sangat mahal.

"Pengembang bermodal menengah harus segera memutarkan uangnya agar bisnis ini terus berjalan. Tetapi yang paling kasihan justru orang Yogya, yang makin tidak bisa membeli rumah di tanah kelahirannya," keluhnya.

Lebih lanjut, Remigius mengatakan, secara umum dari nilai strategis perumahan di Kota Yogyakarta, harus tersedia tanah yang berharga rata-rata Rp 1 juta per meter.
Ia menjelaskan, nilai strategis tanah bergantung pada lokasi, terutama akses jalan, jaringan, kontur tanah, daya dukung tanah dan lain-lain. Sementara nilai komersil tanah biasanya ditentukan segi kepentingan bisnis atau usaha.

"Yogya cenderung dipilih untuk pemukiman atau perumahan, karena punya nilai strategis berupa situasi yang kondusif. Sementara dari nilai bisnis sangat minim karena investasi tidak sebanding dengan daya beli masyarakat Yogya," ungkapnya.

Untuk prospek permukiman DIY di tahun 2012, diperkirakan tumbuh lebih baik atau setidaknya sama dengan tahun 2011 lalu sebesar 25 persen. Meski terjadi krisis global namun tidak berpengaruh pada perekonomian DIY dan hanya berpengaruh pada daya beli masyarakat.

"Pemukiman yang diperkirakan akan tumbuh, terutama di Kabupaten Bantul dan Kabuaten Kulonprogo karena kawasan Kulonprogo rencananya akan di bangun pelabuhan laut dan bandara sehingga sudah banyak pengembang yang melirik daerah tersebut," imbuhnya.

Sumber berita : TribunNews.




DAPATKAN RUMAH IDAMAN ANDA SEKARANG JUGA !!! KLIK DISINI


Ads